Honestly, I don't know what to do. Am I going to swipe the new job, or maybe I'll let it slipped off my hands and at night, I will say "not my day yet". I feel stuck with my current job, I've been here like…uuum…7.5 years in a row.WOW? no.. not that wow. Gue bertahan karena banyak hal, berusaha enjoy dan mensyukuri apa yang gue punya.
Dulu, pertama masuk, gaji gue cuma lima ratus ribu, yet I feel so grateful. Karena, gue dapat kesempatan. Gue dapat jalan. Posisi gue waktu itu jadi sekretaris. Sekretaris dengan gaji 500rb? Hehehe. Whatever. Gue waktu itu sangat optimis, ditengah ke'gloomy'an gue. Cita-cita gue waktu itu cuma satu : KULIAH.
2 tahun kerja, gue baru bisa kuliah, itu juga ga gampang. Gaji gue teteup ga seberapa hence gue musti cari cara buat tetep bayar kuliah, tapi gue mikir, I've learnt a lot here, I don't need much rocks on a glittering glass. Gue cuma butuh pengakuan, dari diri gue sendiri kalau gue bisa. Bisa struggle, survive dan kuliah. I did. Memang, bukan di tempat yang WOW, tapi lumayan kok. Akreditasi A. Fakultas gue termasuk lima terbaik se Indonesia. Lulus tahun 2008.
Sepanjang kerja,money tetep jadi issue.Sampai sekarang, gue masih punya debt yang harus gue tanggung, sebanyak 7 digit total jenderal. Itu membebani pikiran gue. What if, kalo gue mendadak sakit, mati, siapa yang nanggung? Puji Tuhan gue jarang sakit. Fiuh.
Sekarang posisi gue supervisor *manager bayangan* tapi juga ga jelas. Gue emang beberapa kali dapat raised. Still it's not enough. I am craving to have a descent life. Yang gue juga bingung, standard descent gue apa? Makan? Udah cukup, bahkan kegendutan. Ngemall? Gue bukan anak mall, belanja juga ga sebegitu kepengen. Duduk-duduk café? Hmmm. Ini juga baru setahun belakangan ini, itu juga dikenalin ama pacar. Waktu kuliah ataupun sebelumnya, ga pernah, se-simple karena gue ga mampu. Hehehe.
And now, gue dapat offer. Mungkin gue akan dapat minimum double of my salary now. Happy? Yeah. Tapi gue akan hijrah ke ujung Sulawesi, Manado. Not happy? Yeah. Bukan masalah gue takut hidup sendiri, walapun itu juga ada. Tapi lebih ke ninggalin semua yang gue suka di Jakarta.
Gue bingung, emang gue segitunya butuh duit?Is it an escape, an opportunity or a greedy habit that eats my ego.
Kalo inget semua tanggungan gue, gue akan ngangguk-ngangguk kuat. Tapi kalo ditanya lagi, is it worthed? I mean valuable dengan jaminan kebahagian gue? I can't answer that. Tapi gue juga excited dengan tantangan baru, kesempatan nyoba hidup di tempat asing yang gue denger juga punya udara yang lebih bersih.
SIGH. Gue jadi uring-uringan deh. Cepet bĂȘte. I need a sign. What should I do? God help me. Hari minggu ini, gue interview nego gaji. Iya gue udah punya basic minimum offer yang gue mau ambil. Tapiiiii…….tanya bokap dulu ah. Hehehehe
Ps.
- Double salary gue, buat gue gede, tapi buat beberapa temen deket gue- itu udah gaji mereka di Jakarta…hahahahahah. Anjrot. Iat reneb.
- Gue lagaknya kaya orang udah positif diterima aje yeeeeee. Ke'GR'an itu positip apa negative? hihiihi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar