Selasa, 01 Desember 2009

ia tergeletak disitu
indah. hhh
oh ingin ku sentuh tapi ku ngeri sendiri
dingin dan kaku di ujung kaki
aku masih berdiri nyaris lunglai
cahaya surya dari jendela menimpanya
berpendar berbalik ke manik mata
malaikat-kah?

Aku maju perlahan hingga hanya tinggal selangkah lagi - satu tarikan paru lagi menujunya

"Cepat! sebelum nyalimu ciut" - bisikku sendiri.

Belum habis jari-jari tangan kanan berhitung. Segera kuburu nafas merebut pisau berkilau dari kesendiriannya di atas meja. Cepat-cepat kuhujamkan di dada. Dia membawa nafasku. satu. satu. satu....sa.....tu.

Malaikatku.

Tidak ada komentar: