Sabtu, 26 Mei 2012

Sature

Duduk sendirian siang di Food Court di salah satu pusat perbelanjaan di Ibu Kota.
Gue menyeret kursi ke arah pilar, mengubah sedikit tatanan mereka, mencari tempat untuk menyandarkan punggung. Menghadap jendela-jendela kaca besar yang menyuguhkan padatnya pemukiman di sekitar mall ini.

Meja kayu hijau berlapis vynil, kursi berbentuk U terbalik tanpa sandaran. Segelas es shanghai di mangkuk bulat, dengan sirop merah jambu. Jaket, buku, sebungkus kotak langsing berisi lintingan tembakau dan geretan oranye. Asbak gue buat dari salah satu halaman agenda kerja.

Sendiri. Sesak. Berfikir.
Headset sudah ku lepas dari telinga, ternyata lagu ga membantu, malah bikin tambah riuh.

30 tahun, di sabtu siang, perut sedikit melilit. (Haha - note : yang paling gue ga suka dari duduk sendirian di suatu tempat adalah tiba-tiba harus ke toilet dan ga ada orang yang bisa dititipi barang-barang lo)

Okay.
Memutuskan untuk meninggalkan buku, es dan rokok, menitipkan ke mas-mas disitu supaya jangan diberesin dulu. Ngacir berdamai dengan perut .

Memikirkan orang-orang tertentu yang saat ini (mungkin juga) sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

Kalian. Saya. Apa yang terjadi?

Laughter, kisses,hugs, discarded cards, folded envelopes, return calls.
Scarred. Dreams. Layers.

Gue takut dengan masa yang akan datang.

Bukan dengan siapa. Tapi apa yang akan gue lakukan dengan apa yang gue punya.
Satu-satu. Seharusnya. Bukan sekaligus. Bukan semua.

Sent from BlackBerry® device ; please kindly excuse typos, brevity, abbreviations or anacoluthia.

Tidak ada komentar: